Wednesday, February 1, 2017

Tapering Off


Kehidupan koas tidak lepas dari bertemu dengan dokter konsulan. Banyak dokter konsulan sering berbicara tentang tapering off. Saat masa pre-klinik sebenarnya sudah pernah dengar. Namun, semakin instens ketika masuk di masa klinik. Tapering Off, istilah yang dipakai ketika seorang dokter memberi sejumlah dosis obat kepada pasien yang kemudian jumlah dosis obat tersebut dikurangi perlahan dalam jangka waktu beberapa hari sampai akhirnya pada jumlah dosis obat terkecil dan penghentian obat.




Biasanya obat yang sering dilakukan tapering off adalah obat berjenis kortikosteroid (prednison, metilprednisolon, dexametason). Kortikosteroid itu merupakan obat anti radang yang sangat manjur bahkan dikatakan obat dewa yang mujarab untuk mengobati nyeri, bengkak, kemerahan, gatal lebih sering untuk nyeri yang hebat. Namun, jika digunakan dalam jangka panjang dapat menyebabkan addict effect dan menurunkan sistem imun tubuh. Addict effect disini berarti ketika pasien menggunakan kortikosteroid dalam jangka waktu panjang dengan dosis yang sama maka akan menimbulkan keluhan yang sama ketika kortikosteroid diputus atau disebut juga gejala putus obat. Sedangkan imun menurun sehingga dapat menyebabkan lebih mudahnya tubuh untuk terserang dari berbagai jenis penyakit. Jelaslah sesuatu yang tidak menguntungkan untuk pasien dalam pengobatan kortikosteroid jika tidak dilakukan tapering off.

Nah, dari berbagai jenis karakter dokter konsulan. Ada hal yang sedikit beda ketika bertemu dengan salah seorang dokter konsulan perempuan yang menerapkan konsep tersebut pada hal yang berbeda yaitu dalam hal cinta. Berbicara tentang cinta dan konsep tapering off itu juga ternyata bisa digunakan lho. Sedikit terheran-heran, apa bisa?

Konsulan pun menjelaskan “coba sekarang kamu pikirkan, jika kamu mau putus dengan pacar kamu, apa kamu bakal mutusin dia langsung?”
“iya, dokter” jawabku
“apa pacarmu nanti ngak marah?” tanya sang konsulan
“ya marahlah dokter, itukan sudah jadi resikonya” jawabku sambil bercanda
“kamu mau di marahi?” jawabnya sembari tertawa
“Ya, ndak mau dokter” jawabku lagi
“itulah kamu harus pake konsep tapering off disini” jawab dokter konsulan
“bagaimana caranya dokter?” jawabku sambil terheran-heran
“kamu cukup ketika akan putus kamu kurangi intensitas bertemu, chatting ataupun telponan sama dia. Awalnya 3x/hari jadi 1x/hari akhirnya putus” jawab sang dokter konsulan sambil tertawa lepas
“haha… iya, dokter benar juga” jawabku sembari tertawa terbahak-bahak

Cinta itu juga hampir sama dengan obat kortikosteroid. Mereka sama-sama menyembuhkan orang terluka tapi tetap memiliki side effect yang sangat berbahaya jika tidak berhati-hati. Cinta sama-sama menimbulkan addict effect, jika terus menerus akan menyebabkan ketagihan dan jika di putus secara mendadak dapat menimbulkan reaksi putus cinta atau reaksi putus obat jika di kortikosteroid. Cinta juga dapat menyebabkan penurunan sistem imun karena dapat menjadi lebih rentan terhadap serangan dari luar dan mudah terluka haha…

Itu hanya sebagian kecil dari konsep tapering off yang bisa diterapkan terutama dalam hal cinta. Tapi sebenarnya ketika terdapat masalah dalam hal cinta lebih baik diselesaikan dengan cara yang baik dan jangan sampai menggunakan konsep tapering off  haha… Namun, jika sudah terlanjur dan menginginkan putus gunakanlah konsep itu untuk mencegah side effect yang lebih buruk wkwkwk. Sesungguhnya cinta itu memiliki addict effect yang sama seperti dengan kortikosteroid maka perlu dilakukan tapering off untuk mengurangi addict effect tersebut.




│Little Happy, Short Story, Just For Fun│
│You are a smart cookie, A wise Chocolate cake, A briliant pancake
│Rey Woodman│
│Being someone’s first love may be great, but to be their last is beyond perfect
Unknow│

No comments:

Post a Comment

close